08 Oktober 2010

Gamang


Aku menulis ini ketika Elang, bayiku yang berusia hampir 2 bulan dalam gendongan. Dia tertidur sekarang. Beberapa saat tadi, matanya yang berbinar cemerlang bersitatap dengan mataku. Ada selaksa rasa berkecamuk di sana. Matanya yang menyimpan sejuta pengharapan, memendam asa kehidupan berselubung ketidakberdayaan yang keseluruhannya seolah-olah ia serahkan padaku. Hidup-matinya, sehat-sakitnya, pintar-bodohnya, baik-buruknya, keseluruhan dirinya. Semua itu membuatku merasa tak berdaya sekaligus merasa berharga-karena mendapat karunia dengan kehadirannya-.

Aku gamang. Masa cutiku menjelang usai. Pekerjaan pun menantiku. Satu sisi diriku merindukan dunia kerja dan segala hiruk-pikuknya. Namun, di sisi lain aku tak ingin melewatkan masa-masa awal tumbuh kembang bayiku. Elang, yang sekarang pandai mengoceh membuatku enggan meninggalkannya. Apalagi di usinya yang belum dua bulan ini dia sudah pandai tengkurap dan mengangkat kepalanya. Setiap hari ada saja hal baru yang menakjubkan dibuatnya.

Aku pun terpekur jadinya. Gerak langkahku kini tak hanya untukku, tapi juga untuknya. Tentu saja aku tak bisa memenuhkan diri Elang, jika aku pun tak mampu memenuhkan diri sendiri. Dengan keberadaannya, aku belajar lebih banyak tentang kasih sayang, tentang pengorbanan, tentang keikhlasan, tentang hasrat dan ambisi,tentang kepuasan, yang kumaknai secara lebih mendalam.

Melihat ternyata memang tak sama dengan mengalami. Selama ini aku banyak menemui ibu muda yang bekerja. Mereka berjibaku dengan waktu, demi diri, dan demi sang buah hati. Kini, aku merasakan sendiri, bagaimana kini aku melangkah dan membawa diri tak hanya memikirkan kepentingan sendiri. Aku menyadari keberadaan Elang tak menyurutkan ke-aku-anku sebagai pribadi. Aku punya mimpi-mimpi yang ingin kuraih, aku punya ambisi yang berusaha kucapai, aku memiliki cita-cita yang tetap kuperjuangkan. Dan di atas semua itu, aku pun sepenuhnya sadar, bahwa kasih sayang dan keseluruhan diriku akan selalu meliputi Elang, anakku, yang kelak, di suatu hari nanti memiliki mimpi-mimpinya sendiri.

Kamis pagi, 30 September 2010

Tidak ada komentar: